Jalan yang lengang....
Di situlah Adlan berdiri.
Kali ini , persis semalam dan hari sebelumnya , Adlan bersendiri. Cuma mungkin kali ini wajahnya kurang seri. Mana tidaknya , 'hujan' yang turun sejak dia lahir masih tidak henti . Bahkan tidak menunjukkan alamat untuk reda nanti . Itulah yang membuatkan Adlan bertambah resah di hati.
Kakinya bergerak ke sana sini. Meredah hujan api , cuba mencari sebuah erti , kehidupan hakiki.
Pinta di hati "Hai hujan api, aku tiada tara untuk buatmu berhenti , maka aku pohon pada-Mu ya Rabbi , aku tahu kau sedang menguji , Maha pembaca isi hati , redakan lah hujan ini , agar hilang resah di hati , moga terlerai segala derita yang kami alami , tulus dari kami...ya Rabbi,"
Adlan cukup bersyukur , kerana di sisinya ada payung menemani . Namun , Adlan berasa ganjal lagi . Bukan apa , cuma di kota itu dia saja yang dipayungi . Dia sahaja yang selamat dengan payung di sisi. Yang lain habis jahanam di'basahi' hujan api. Apakan daya , keluarganya , jirannya , kota negerinya , bahkan dunia turut sama mengalami . Hujan api menghancurkan semua yang dipanggil harmoni . Aduh! ketika inilah mindanya ligat berimaginasi....
Alangkah indah baginya , kalau payung yang sedia ada , mampu melitupi keluarga tercinta .
Tidak ! jirannya masih menjerit menanggung derita . Betapa sakitnya panas hujan api yang mencorak luka . Maka diharapnya , agar payung yang digenggam sekian lama , mampu menaunginya juga. Menghilangkan apa yang mereka alami sebagai derita .
Oh, pekikan kota negerinya , mampu didengari telinganya! betapa mereka juga terseksa! . Gundah gulana jiwa Adlan dibuatnya , risau tentunya . Andai payung yang sama , dapat berfungsi serupa , seperti kepada yang sebelumnya . Pasti mereka turut gembira.
Tiba - tiba...Adlan teringat akannya . Bukankah satu dunia juga menderita ? Sama - sama berkongsi keperitan hujan api durjana ? Mana mungkin keluarga , jiran serta kota negerinya sahaja yang bergembira ? Lantas Adlan memasang cita - cita , mahunya agar satu dunia bersamanya . Sama - sama berteduh di bawah payung tadi tentunya . Payung yang akan membawa keamanan pada dunia .
"Aduh !.."
Lamunan Adlan berhenti mekar , fikirannya terhenti sebentar. Apa yang membuatkan dia tersedar? Oh , tangannya luka akibat hujan api menyambar . Rupanya payungnya sendiri tidak cukup tegar . Bahkan banyak lubang pada payungnya , lubang kecil juga besar .
Namun Adlan tetap fikir , kalau tidak dia yang memayungi dengan payungnya , siapa lagi ?
" Sesiapa yang ada payung ? "
" Sesiapa yang ada payung ? "
No comments:
Post a Comment