Saturday, June 20, 2009

Payung Keamanan II


"Bukankah mudah , andai setiap dari kita , punya payung sendiri . Dengan ia lah kita melindungi diri dari musibah hujan api . Tidak perlu mengharapkan orang lain yang memayungi empunya diri .Tapi hakikatnya kawan , itulah dunia kini . Ada2 sahaja mereka yang terpaksa kita payungi...."

Hujan api = fasad dunia
Lubang pada payung = maksiat yang kita buat
Payung = RAHMAT ALLAH

Suatu masa dahulu , dunia menyaksikan seorang , benar , seorang pemimpin yang menggegarkan dunia dengan perubahan yang di hasilkan terhadap dunia . Kawasan kering tandus kemarau menjadi tanah subur penuh hasil bumi . Bahkan ketika dia masih menyusu , ada saja perubahan yang dilakukan . Sehingga saat pilu nazak kewafatannya , ada saja perubahan yang di buat nya.Tentu sahaja , Salawat dan salam atas Baginda Muhammad Rasulullah , Khotimul Anbiya' .

Rasulullah , kerana rahmat Allah yang ada padanya , keluarga Halimatus Sa'diah mendapat kecukupan hidup serta kesenangan yang tidak tercapai sahabat - sahabatnya ketika itu . Ketika dewasanya pula , berkat rahmat Allah yang ada padanya satu kaumnya mempunyai pandangan terbaik terhadapnya . Ketika era kenabian baginda , kerajaan Rom dan Parsi tidak berani menginjak umat islam , berkat rahmat Allah padanya yang membuatkan dua kerajaan tersebut gentar . Mudahnya tokoh yang hatinya keras ketika jahiliah seperti Umar al-Khattab untuk menerima islam juga rahmat dari Allah . Semuanya rahmat Allah....

Pernahkah kita melakukan sesuatu , tetapi seakan - akan tak menjadi - jadi . Dalam periksa kita cuba untuk fokus atau fikir jawapan tetapi gagal , solat yang tidak khusyu' , perbuatan kita yang terlampau ketara kesilapannya , atau kesilapan yang berulang - ulang kali kita lakukan , sedangkan sudah berusaha untuk perbaiki . Semua keadaan tadi pernah seorang orang tua cakap pada saya ,

"itu sebab tak de rahmat Allah la tu , "

Allah hanya berkenan untuk mencurahkan rahmatnya pada orang yang dia sayangi . Mereka adalah orang yang sentiasa bersih suci jiwa serta rohani mereka . Hasil daripada itu kita dapat lihat bagaimana usaha yang sedikit dapat menghasilkan pulangan yang tidak terjangka , belajar yang sedikit mendapat keputusan yang cemerlang , sepatah kata mampu mempengaruhi dunia , tatkala berfikir sejenak mampu membuahkan akal fikiran yang bernas lagi bijak .

Inilah yang saya cuba sampaikan dengan payung keamanan . Dunia kini menanggung beban fasad yang terlampau berat . Hampir sahaja tiada siapa yang tidak melakukan dosa dengan bangga , bahkan gembira . Adakah Allah berkenan untuk menurunkan rahmatnya pada dunia yang sebegini ? Mungkin dunia terlalu besar agaknya , maka kita pandang pada skop negara kita .Adakah sudah cukup syarat bagi membuatkan Allah berkenan? . Keadaan yang serupa ! semua melakukan dosa , termasuk juga keluarga kita dan diri kita sendiri !

Kalau begitu bagaimana payungnya?

Akhirnya keadaan yang memaksa , kita pun terpaksa rela . Kita lah yang bertanggungjawab memayungi dunia ini dari hujan api . Atau dalam erti kata lainnya , kitalah yang bertanggungjawab untuk menjadi asbab kepada turunnya rahmat Allah di atas tempat yang kita berpijak , ya'ni keluarga kita , negara , dan dunia. Amal Ibadah kita atau amal fardi kita harus melebihi maksiat dosa yang dilakukan . Sehingga sampai takat , Rahmat Allah turun...maka ketika itu , dunia berada dalam keadaan harmonis . Sentiasalah berusaha untuk menjadi asbab kepada turunnya rahmat Allah ke atas bumi ini insyaAllah kerana firmanullah;


"dan tidaklah aku utuskan kamu , melainkan sebagai rahmat bagi sekalian alam , "

Ayat di atas terkena pada kita semua sebenarnya , bukan hanya pada Rasulullah ...


Saturday, June 6, 2009

Payung Keamanan I



Jalan yang lengang....

Di situlah Adlan berdiri.
Kali ini , persis semalam dan hari sebelumnya , Adlan bersendiri. Cuma mungkin kali ini wajahnya kurang seri. Mana tidaknya , 'hujan' yang turun sejak dia lahir masih tidak henti . Bahkan tidak menunjukkan alamat untuk reda nanti . Itulah yang membuatkan Adlan bertambah resah di hati.


Kakinya bergerak ke sana sini. Meredah hujan api , cuba mencari sebuah erti , kehidupan hakiki.


Pinta di hati "Hai hujan api, aku tiada tara untuk buatmu berhenti , maka aku pohon pada-Mu ya Rabbi , aku tahu kau sedang menguji , Maha pembaca isi hati , redakan lah hujan ini , agar hilang resah di hati , moga terlerai segala derita yang kami alami , tulus dari kami...ya Rabbi,"


Adlan cukup bersyukur , kerana di sisinya ada payung menemani . Namun , Adlan berasa ganjal lagi . Bukan apa , cuma di kota itu dia saja yang dipayungi . Dia sahaja yang selamat dengan payung di sisi. Yang lain habis jahanam di'basahi' hujan api. Apakan daya , keluarganya , jirannya , kota negerinya , bahkan dunia turut sama mengalami . Hujan api menghancurkan semua yang dipanggil harmoni . Aduh! ketika inilah mindanya ligat berimaginasi....

Alangkah indah baginya , kalau payung yang sedia ada , mampu melitupi keluarga tercinta .

Tidak ! jirannya masih menjerit menanggung derita . Betapa sakitnya panas hujan api yang mencorak luka . Maka diharapnya , agar payung yang digenggam sekian lama , mampu menaunginya juga. Menghilangkan apa yang mereka alami sebagai derita .

Oh, pekikan kota negerinya , mampu didengari telinganya! betapa mereka juga terseksa! . Gundah gulana jiwa Adlan dibuatnya , risau tentunya . Andai payung yang sama , dapat berfungsi serupa , seperti kepada yang sebelumnya . P
asti mereka turut gembira.

Tiba - tiba...Adlan teringat akannya . Bukankah satu dunia juga menderita ? Sama - sama berkongsi keperitan hujan api durjana ? Mana mungkin keluarga , jiran serta kota negerinya sahaja yang bergembira ? Lantas Adlan memasang cita - cita , mahunya agar satu dunia bersamanya . Sama - sama berteduh di bawah payung tadi tentunya . Payung yang akan membawa keamanan pada dunia .


"Aduh !.."

Lamunan Adlan berhenti mekar , fikirannya terhenti sebentar. Apa yang membuatkan dia tersedar? Oh , tangannya luka akibat hujan api menyambar . Rupanya payungnya sendiri tidak cukup tegar . Bahkan banyak lubang pada payungnya , lubang kecil juga besar .

Namun Adlan tetap fikir , kalau tidak dia yang memayungi dengan payungnya , siapa lagi ?

" Sesiapa yang ada payung ? "